Rage applying adalah kondisi ketika seseorang melamar banyak pekerjaan secara impulsif. Alasannya bukan rencana karier matang, melainkan dorongan emosi seperti marah, kecewa, atau frustrasi terhadap pekerjaan saat ini. Fenomena ini sering dibicarakan belakangan, seiring tren tenaga kerja baru seperti quiet quitting, hybrid WFO–WFH, dan pemecatan massal.
Kenapa Rage Applying Menjadi Tren?
Rage applying viral setelah cerita di media sosial menunjukkan seseorang mendapat pekerjaan dengan gaji tinggi dan kultur ramah setelah melamar karena emosi. Fenomena ini banyak terjadi di kalangan Gen-Z. Generasi ini cenderung mudah berpindah pekerjaan dan peduli pada kesehatan mental serta kecocokan budaya kerja.
Penyebab Umum Rage Applying
Beberapa faktor yang memicu rage applying antara lain:
- Gaji rendah
Ketidaksesuaian tanggung jawab dan gaji, atau bayaran di bawah standar, membuat pekerja merasa tidak dihargai. Mereka pun mencari peluang dengan kompensasi lebih baik. - Lingkungan kerja yang tidak sesuai
Budaya kerja toxic, kurang apresiasi, atau aturan kaku bisa menimbulkan stres dan frustrasi. Kondisi ini memicu pekerja melamar ke tempat lain secara impulsif. - Kurangnya perkembangan diri
Pekerjaan tanpa kesempatan belajar atau jenjang karier membuat pekerja merasa terhambat. Akibatnya, mereka mencari opsi lain. - Ketidakseimbangan kerja dan kehidupan pribadi
Beban kerja berlebihan atau minimnya work–life balance mengganggu kesehatan mental. Hal ini mendorong mereka mencari pekerjaan baru tanpa rencana matang.
Dampak dari Rage Applying
Keinginan untuk segera “kabur” itu wajar, tapi melamar secara terburu-buru punya risiko. Kamu bisa menerima tawaran yang tidak cocok jangka panjang atau membuat reputasi profesional buruk. Tindakan impulsif juga jarang menyelesaikan masalah utama yang mungkin bisa diperbaiki di tempat kerja sekarang.
Cara Mencegah Rage Applying
Jika kamu tergoda melamar karena marah atau kecewa, lakukan ini dulu:
- Refleksi alasan ketidakpuasan. Apakah masalah bisa diperbaiki lewat komunikasi, penyesuaian tugas, atau negosiasi gaji?
- Cari kerja dengan perencanaan. Tetapkan kriteria penting seperti culture, role, gaji, dan lokasi, lalu lamar yang sesuai.
- Hindari solusi jangka pendek. Jangan abaikan tanggung jawab hanya karena emosi.
- Pertimbangkan magang atau trial untuk menguji kecocokan kultur dan peran.
Coba Magang Dulu
Kalau ragu apakah suatu perusahaan cocok, magang bisa jadi solusi. Magang memberimu kesempatan melihat kultur kerja, memahami posisi, dan mengetahui gaji serta benefit lebih jelas. Jika cocok, lanjutkan. Jika tidak, kamu tetap mendapat pengalaman baru.
Untuk info magang yang sesuai dengan kebutuhanmu, cek www.talentgrowth.id. Temukan pilihan magang yang membantumu menilai kecocokan sebelum memutuskan pindah.